JCH Medan dan Aceh Bergabung di Asrama Haji

BANDA ACEH – Jamaah Calon Haji (JCH) asal Medan akan bergabung dengan JCH Aceh di Asrama Haji Banda Aceh. Sebelumnya pesawat haji yang membawa jamaah dari Palembang akan menjemput jamaah dari Medan dan Aceh di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM), Blangbintang, Aceh Besar. Kemudian akan take off pukul 15.00 WIB.
Namun, karena adanya pergeseran waktu take off ke Jeddah, maka JCH Medan akan masuk asrama haji embarkasi Banda Aceh lebih dulu, dan bergabung dengan JCH Aceh lainnya sebelum take off ke Jeddah pada Rabu (9/10) pukul 17.45 WIB.
Koordinator Subbag Humas Haji Aceh, H Akhyar MAg mengatakan, pergeseran waktu tersebut dikarenakan jadwal yang diperbarui dari otoritas penerbangan Arab Saudi. Selain itu, JCH yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 8 ini akan menggunakan pesawat Air Bus 330. Sebelumnya direncanakan pesawat yang akan membawa JCH dari Aceh, Medan, dan Palembang ini menggunakan pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA 7925.
Hal ini, menurut Akhyar, karena JCH dari tiga provinsi ini tak banyak jamaahnya. Dari Aceh hanya 103 orang, Medan 53, dan Palembang 140 orang. Rutenya adalah Palembang-Banda Aceh-Jeddah.
“JCH dari Medan sebelum zuhur sudah sampai di Aceh, karena take off-nya bergeser, maka mereka masuk asrama haji dulu. Supaya dapat istirahat dan makan siang sebelum berangkat bersama JCH Aceh ke Bandara SIM sekitar pukul 16.00 WIB,” kata Akhyar kepada Serambi seusai rapat terkait persiapan kloter 8 bersama sejumlah instansi terkait, di Asrama Haji, Senin (7/10).
JCH Aceh yang tergabung dalam kloter 8 ini mulai masuk Asrama Haji Banda Aceh pada Selasa (8/10) dan berangkat Rabu (9/10).
Sementara itu, Yuswardi Mustafa, mantan wartawan Serambi yang tergabung dalam kloter 4 asal Lhokseumawe, tadi malam melaporkan dari Mekkah bahwa agen dam (penyembelihan hewan) bagi jamaah yang mengambil haji tamattuk mulai mendatangi jamaah. Para agen ini menawarkan jasa penyembelihan hewan dam 320-350 rial per ekor.
JCH yang mengambil paket 320 rial hanya berhak melihat pemotongan dam dan ziarah. Sedangkan yang mengambil paket 350 rial mendapat fasilitas dapat melihat pemotongan dam, ziarah, dan ditanggung makan siang. Uniknya, calo dam tak bisa bertransaksi dengan jamaah di dalam hotel. Kesepakatan dilakukan di luar penginapan. “Maaf Pak, saya tak bisa masuk ke hotel karena dilarang,” ujar seorang warga Surabaya yang selama ini menyediakan servis haji kepada jamaah.
Sementara Pembimbing Haji Kloter 4, Tgk H Ibrahim Alimy menjelaskan dam memang tersedia beberapa paket. “Tergantung jamaah mau pilih paket mana yang memudahkan mereka. Terkait dam, kami menyerahkan semuanya kepada jamaah,” ujarnya.
Yuswardi menambahkan, jamaah haji yang tergabung dalam kloter 4 dari Lhokseumawe, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Simeulue, dan Subulussalam juga melaksanakan shalat gaib dan tahlilan untuk almarhum HM Yusuf bin Pardu orang tua dari Ketua Kloter IV, Jauharuddin yang baru saja meninggal. Shalat gaib berlangsung di Maktab 58, rumah 408, Jarwal Taisir.
Sementara itu, jamaah yang ingin berpose di Jabal Rahmah, ongkos fotonya dihargai 10 rial atau sekitar Rp 35.000 per lembar. Menurut Yuswardi, fotografer tersebut merupakan fotografer ilegal dan mereka memaksa jamaah berfoto dengan tarif yang sudah mereka tentukan. Apabila jamaah tak mau difoto, para fotografer tersebut marah dan mengatakan ‘haram’. Namun ketika hal itu diketahui polisi setempat, mereka langsung melarikan diri.
Para jamaah ada juga yang sakit, tapi tidak parah, hanya mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) dan keletihan yang umumnya dialami jamaah lanjut usia.
Menurut Yuswardi, bagi yang belum melakukan umrah maka wajib menyelesaikan umrah. Sedangkan bagi yang sudah umrah, maka melakukan ziarah ke Jabal Rahmah. “Kami sedang berada di Jabal Rahmah dan Padang Arafah untuk ziarah,” tulis Yuswardi dalam pesan singkatnya kemarin sore. (hs)
(sumber : http://aceh.tribunnews.com/2013/10/08/jch-medan-dan-aceh-bergabung-di-asrama-haji)